RSS

Perang pemikiran antara FPI vs JIL di Indonesia (Opini Pribadi)

21 Feb

Cukup lama rasanya saya tidak mem-posting tulisan di wordpress ini. Malu rasanya dan tak layak disebut sebagai seorang blogger. Okey, 2 kalimat barusan hanya lebay semata. Kalimat pembuka yang mungkin seperti ga nyambung dengan judul diatas. Baiklah, kali ini saya mau membahas sedikit mengenai isu yang tengah berkembang di masyarakat Indonesia. Saya mau mengkritisi dan menyampaikan beberapa opini pribadi mengenai isu FPI dan JIL.

Adakah dari kalian yang tidak mengenal kedua organisasi yang baru saya sebutkan diatas? Kalo anda tidak paham, ya mungkin itu lebih baik ketimbang hanya paham salah satu saja atau lebih parah lagi hanya memahami setengah-setengah.

Okey, berikut saya kasi ulasan singkat mengenai FPI :

FRONT PEMBELA ISLAM
Latar belakang

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek.
Pendirian organisasi ini hanya empat bulan setelah Presiden Soeharto mundur dari jabatannya, karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun. FPI pun berdiri dengan tujuan untuk menegakkan hukum Islam di negara sekuler.
Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.

Latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain:

1. Adanya penderitaan panjang ummat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.

2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.

3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan martabat Islam serta ummat Islam.

Dan inilah JIL:
JARINGAN ISLAM LIBERAL

Jaringan Islam Liberal adalah forum intelektual terbuka yang mendiskusikan dan menyebarkan liberalisme Islam di Indonesia. Forum ini bersekretariat di Teater Utan Kayu, Jalan Utan Kayu no. 68 H, Jakarta, sebidang tanah milik jurnalis dan intelektual senior Goenawan Mohammad.

Mengapa disebut Islam Liberal?

Nama “Islam liberal” menggambarkan prinsip-prinsip yang dianut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. “Liberal” di sini bermakna dua: kebebasan dan pembebasan.
Tujuan utama JIL adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal seluas-luasnya kepada masyarakat. JIL adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.

Misi JIL:

1. Mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.
2. mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat.
3. mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.

Itulah sekilas profil singkat mengenai kedua organisasi yang akan saya bahas. Dan mengapa saya tertarik membahasnya, karena Alhamdulillah, seburuk apapun kelakuan saya, saya adalah seorang Muslim. Dan kedua organisasi tersebut membawa embel-embel Islam, namun dengan pemahaman dan prinsip yang amat bertolak belakang. Jadi layaklah saya memberikan pembahasan sederhana dari pemikiran yang telah saya rasa cukup untuk menjadi sebuah opini singkat.

Akhir-akhir ini santer terdengar demonstrasi menuntut pembubaran FPI oleh beberapa kelompok massa. Kenapa mereka seperti itu? Secara logika, berarti ada yang salah dengan FPI. Karena tak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Ini karena di media, FPI terkenal dengan tradisi kekerasan dan arogansi terhadap kelompok ormas/ agama lain. Baiklah, itu yang anda lihat di media massa, cetak dan elektronik. Tapi, tahukah anda, bahwa sesungguhnya apa yang diberitakan di media massa itu tidak sepenuhnya berimbang? Itu sangat jelas, memanfaatkan intelijensi masyarakat kita yang masih menunduk dan gampang terprovokasi serta menyukai segala yang bersifat aib. Begitu ada yang bersifat kekerasan, media akan secepat kilat bergerak meliput. Karena sensasi itu mahal harganya dan laku untuk dipasarkan. Itulah kekuatan media massa.

Cobalah untuk berpikir sejenak ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Simak ini. Saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Dan ini tidaklah diinginkan terjadi di NKRI dengan falsafah dan ideologi Pancasila yang amat menentang dan mengutuk ideologi komunisme.

Lalu mengenai Demo Miras, adakah yang salah dengan pemerintah kita. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras? negeri yang mengandalakan pendapatan dari sumber yang haram? Itu dua contoh yang menyedihkan.

Dimana media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Adakah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi? Tidak ada. Itulah media. Tak bisa anda harapkan berita gembira, dan kabar bahagia mengenai kemajuan negeri ini akan menjadi laku untuk dijual. Sebaliknya, aib lah yang laku dijual di negeri ini. Inilah opini saya mengenai FPI. Murni pribadi. Tanpa maksud menjelekkan pihak manapun.

Kemudian mengenai JIL. Organisasi ini amat kencang meneriakkan pembubaran FPI. Kita lihat, ada apa ini. Ingatkah kalian ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kaum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. Dan, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Ini bisa jadi semacam pengalihan isu dari kasus yang menerpa Partai berlambang mercy tersebut. Namanya juga simpatisan, pendukung, fungsionaris atau apalah namanya, ya pasti akan mendukung dan membela tempatnya bernaung. Ditambah lagi ada semacam agenda tersembunyi dari para kader JIL yang sakit hati karena organisasi mereka dibekukan oleh MUI. Menjadi semacam dendam pribadi.

Mengenai pemahaman Islam Liberal itu pun saya tidak setuju. Apapun yang seorang muslim lakukan haruslah sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini sumber hukum Islam yaitu Kalamallah melalui kitab suci Al-Qur’an dan sunah Rasul melalui Hadits. Lalu, di masa sekarang ini, dimana zaman telah berganti. Dan banyak muncul bid’ah-bid’ah baru yang bermuculan mengikuti perkembangan zaman, maka diperlukanlah sumber hukum melalui waliyullah dan alim ulama yang memahami Al-Qur’an dan Hadits untuk kemudian melakukan rapat dan mengambil keputusan bersama yakni ijtihad yang menghasilkan ijma ulama. Dan, apa yang dilakukan para kaum liberal ini tidak mencerminkan pemikiran para Ahlussunah wal jama’ah. Cara mereka berpikir telah terkontaminasi dengan doktrinasi dan idealisme kaum barat. Contoh kecil saja, mengenai pernikahan beda agama. Dimana para kaum muslim liberalis merasa tidak ada yang salah dengan ini. NAmun, bila merunut pada Al-Qur’an dan Hadits pernikahan beda agama itu haram hukumnya.
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik hingga mereka beriman (masuk Islam). Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan wanita orangorang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) hingga mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, meskipun ia menarik hatimu…” (QS: al-Baqarah:221).

Jadi, sudah jelas. Para kaum liberalism adalah kaum yang lebih mengedepankan pemikirannya dan perasaanya semata, serta mengabaikan sumber hukum utama. Itu opini saya. Sedangkan, untuk FPI sendiri saya tidak mengharapkan tindakan yang lebih mengarah kepada arogansi dan ekstremisme. Tetaplah berdakwah di jalan damai. Berjuanglah tanpa melakukan kekerasan. Berjuang dengan pemikiran. Berperanglah dengan kaum liberalis, munafik dan kafir dengan menggunakan kecerdasan intelektual. Dan saat ini, kalian telah tertinggal beberapa langkah dari musuh anda.

Dan, ada hal yang lucu dari penganut Islam. Bila mereka menjadi terdidik dan kaya, maka pola pemikiran pun bisa kemudian berubah menjadi idealis, yang lambat laun mengarah ke liberalis. Namun, bila bodoh dan terjerat kemiskinan mereka akan menjadi kaum yang pragmatis serta mengarah kepada ekstremis dan fanatis yang berlebihan.
Semoga saya, anda, dan keluarga kita selalu di jalan yang lurus dan diridhoi serta selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wata’ala dan dijauhkan dari fitnah Dajjal. Amin.

Demikian pembahasan dan opini saya tanpa ada maksud menyakiti pihak manapun. Tak ada itu damai, selama kita saling mencampuri urusan orang lain. Tak ada damai kalo kita saling curiga dan menyakiti satu sama lain. Ketika damai hanya menjadi impian. Dan semua menjadi retorika busuk belaka.

 
14 Komentar

Ditulis oleh pada 21 Februari 2012 inci opiniku

 

Tag: , ,

14 responses to “Perang pemikiran antara FPI vs JIL di Indonesia (Opini Pribadi)

  1. cohend

    10 Maret 2012 at 12:22 am

    hidupku berlumuran dosa …tapi tak sudi JIL merusak tatanan kehidupan umat muslim di Indonesia..aku sependapat dengan penulis media tdk balance dalam memuat berita..entah karena orang2 media penuh sesak dengan faham JIL seperti Goenawan ..setahuku masyarakat tlh teracuni oleh propaganda mereka…

    Suka

     
  2. AwankRicardo

    10 Maret 2012 at 12:56 am

    baru-baru ini ada demonstrasi menentang liberalisme di Indonesia, #IndonesiaTanpaJIL. Tapi, tak ada media yang meliputnya besar-besaran. Berbeda saat ada demo menentang FPI. Aneh bukan. Tidak berimbang.

    Suka

     
    • cohend

      10 Maret 2012 at 8:46 pm

      betul sekali sahabatku…barusan aku browsing dengan kata kunci ” berita demo Indonesia tanpa JIL ” sungguh mengerikan tidak ada satupun media yg mengekposnya ..ada satu dr metrotv news.com itupun sngat2 keterlaluan ..judul berita berita tdk sinkron dengan ilustrasi gambar kemudian kalkulasi jumlah pendemo dikatakan ada 150 org dr FPI…sungguh keterlaluan…akhir kata sering2 lah posting tentang kebenaran dan jg kebrobrokan JIL…oya aku minta ijin artikel ini akan disebar di Fb..

      Suka

       
  3. rendy

    17 Mei 2012 at 4:11 pm

    izin copy

    Suka

     
  4. aziz

    23 Mei 2012 at 1:41 pm

    indonesia tanpa JIL. jaringan Iblis laknatullah..yang bela aja kaum gay, bencong, lesbian, dan homo sex dll. sungguh ironi. mana itu si Ulil…

    Suka

     
  5. Zena

    6 Juli 2012 at 1:42 pm

    terima kasih dengan membaca artikel anda sya jadi tau walaupun sebelumnya saya sudah tau, tp membaca tulisan anda menambah pengetahuanku.
    FPI/FUI ; teruslah berjuang demi nama allah swt, serukan takbir untuk melawan ketidak adilan dalam negara ini.
    JIL; sampai kapanpun kalian hidup tidak akan pernah bisa untuk merubah keyakinan kami, ga pake lama yuk kita adu logika klo ga mau adu logika, teori, atau apalah kalah kan kami klo bisa( maaf bukan menyombongkan diri tp saya gemes pengen cubit hidungnya orang orang jil)

    Suka

     
  6. fesuy

    5 Agustus 2012 at 3:43 am

    Allooooohu akbar,,,saudaraku yg di FPI dan dmn pun anda berada…assalaamu’alaikum wr.wb.salam sejahtera saya sampaikan untuk semua saudaraku yg seiman.semoga semuanya ada dalam lindungan,rohmat,inayah,magfiroh,taufiq dan hidayah-Nya aamiin yaa robbal’aalamiin.teruslah berjuang demi tegaknya “alislaam kaaffah”.jalanmu di amar ma’ruf nahi mungkar insyaAlloh mndapat dukungan dan lindungan dari yg maha segalanya.perjuanganmu takkan sia-sia,blasanmu hanya rido Alloh swt yaitu syurga.kebenaran telah,dan kebathilan pasti hancur….hancurlah wahai pembuat onar….JIL pasti hancur……sesuai firmanNya dlm alquran,,,,,Sesunnguhnya Alloh swt selalu menjaga kesucian dan kebenaran alquran…..kepada kaum JIL aku pribadi tidak takut akan usahamu menghancurkan alquran…..sebelum kau bisa merubah alquran kau pasti H A N C U R!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    Suka

     
  7. hanadan

    6 Januari 2013 at 3:53 pm

    FPI adalah saudaraku karena membela ISlam, membela Allah dan Nabi Muhammad.. JIL? propoganda Amerika dan Eropa melalui pemikiran2 licik yg siap meracuni generasi muslim.. waspadalah…waspadalah sudaraku… nyeleneh ciri khas mereka

    Suka

     
  8. Erich firmansyah

    7 Januari 2013 at 2:48 am

    Saya bangga dengan FPI.. Dan saya berharap media tidak memperburuk keadaan.. Ulil tak pantas jadi warga negara Indonesia.. Pantasnya di Amerika saja.. Perempuan berjilbab dikatakan bodoh.. Inilah contoh penerus bangsat.. JIL = Judaism Indonesia liberal tuh..

    Suka

     
  9. AwankRicardo

    11 Januari 2013 at 6:25 pm

    Terimakasih sudah berkunjung ke blog sederhana saya. 🙂

    Suka

     
  10. Hendrio Ressa Destira

    14 Januari 2013 at 11:54 am

    umat ISLAM kok penakut
    sama PKI saja takut , PKI juga warga negara indonesia, punya hak untuk hidup
    kalau mau musnahkan PKI yang sekarang ini sudah tidak frontal seperti dulu, APA HARUS MENJADI PKI ? menebarkan KEKERASAN dimana mana dengan ALASAN AGAMA ?
    bagi saya FPI =PKI BARU yang cuman mengembel embelkan AGAMA SEBAGIA KEDOK UNTUK BERTINDAK SEPERTI PKI DULU,,,

    Suka

     
    • Paimin

      3 Desember 2013 at 10:03 am

      (Atas ane) PKI and maho detected..

      Suka

       
  11. Tukijo

    22 Juli 2015 at 9:01 pm

    (Atas ane) PKI and maho detected..

    Suka

     

Tinggalkan Balasan ke fesuy Batalkan balasan